Flexing, Receh, dan Kesenjangan Sosial: Fenomena Viral yang Bikin Anak Muda Melek Realita -->

Flexing, Receh, dan Kesenjangan Sosial: Fenomena Viral yang Bikin Anak Muda Melek Realita

Tren Kesenjangan Sosial Viral
Lagi Viral di TikTok, Tapi Apa Sih Maksudnya?

Belakangan ini kalau kamu buka TikTok, pasti pernah lihat video yang awalnya kayak obrolan biasa, tapi ujung-ujungnya malah bikin mikir: “Wah, ini sindiran halus atau gimana ya?”
Nah, itulah yang disebut tren kesenjangan sosial.

Contohnya kayak gini:
    A: "Eh, sorry aku telat, habis jemput adik sekolah."
    B: "Wih, keren. Punya adik sekolah di luar kota ya?"
    A: "Enggak kok, cuman sekolah internasional aja."
    (Kesenjangan sosial detected.)
Seketika kita yang nonton langsung: “Oke… beda kelas nih.” 😅

Tren ini nyentil banget karena relate sama kehidupan kita sehari-hari. Ada aja perbedaan kecil yang ternyata ngasih tahu banyak soal status ekonomi seseorang—dan dibungkusnya tuh lucu, tapi nyelekit juga.

Kenapa Tren Kesenjangan Sosial Bisa Viral?

Alasan utama: kontennya sederhana, tapi kena banget. Obrolannya kayak yang sering kita alamin, tapi kalau diperhatiin lebih dalam, itu nunjukin betapa nyatanya jurang antara si “punya” dan si “pas-pasan”.

Lagi pula, di zaman sekarang orang makin sadar soal isu sosial. Tapi karena topik “kesenjangan” itu berat, maka dibikin versi yang fun dan relatable. TikTok jadi tempat sempurna buat ngangkat hal kayak gini.

Apalagi dengan backsound lagu-lagu mellow atau lucu kayak "Just A Friend to You", makin bikin videonya jadi hiburan sekaligus bahan renungan.

Antara Hiburan dan Realita Sosial

Nah, walaupun banyak yang ketawa-tawa nonton tren ini, ada juga yang merasa kurang nyaman. Karena pada dasarnya, kesenjangan sosial itu bukan hal receh. Ini tuh tentang beda gaya hidup, beda peluang, beda akses ke pendidikan, kesehatan, bahkan makanan.

Makanya tren ini juga dapet dua respon:
  • Ada yang bilang, “Bagus, jadi kita bisa lebih sadar dan nggak asal judge orang.
  • Tapi ada juga yang bilang, “Jangan dijadiin bahan bercandaan dong. Gimana kalau orang yang beneran susah malah jadi malu?”
Jadi sebenernya tergantung dari cara kita nanggepinnya juga. Selama niatnya bukan buat ngeledek, tren ini bisa jadi refleksi sosial yang cukup asik.

Kesenjangan Sosial Itu Nyata, Guys

Kalau dipikir-pikir, tren ini bisa banget dijadiin bahan ngobrol yang serius. Di sekitar kita, ada banyak contoh nyata kesenjangan:
  • Ada yang tiap weekend staycation, ada yang mikir besok makan apa.
  • Ada yang nentuin kuliah based on passion, ada yang asal murah biar nggak nyusahin orang tua.
  • Ada yang bosen naik mobil, ada yang masih ngutang buat beli motor second.
Dan semuanya itu bukan buat disalahin. Karena hidup orang beda-beda titik mulainya. Tapi dengan tren kayak gini, kita jadi lebih aware dan hopefully bisa lebih bijak dalam bersikap.

Apa yang Bisa Kita Lakuin?

Menghadapi kesenjangan sosial bukanlah hal yang mudah, tetapi ada beberapa langkah yang bisa kita ambil:
  1. Jangan ngejudge hidup orang cuma dari luar. Kadang orang keliatan “santai” padahal lagi struggling juga.
  2. Peka sama lingkungan. Kalau temen kamu keliatan nggak ikut-ikutan hangout, bisa jadi bukan karena males—tapi lagi mikir biaya.
  3. Kurangi flexing. Kita nggak tahu siapa yang jadi insecure liatnya.
  4. Bantu semampunya. Kalau bisa berbagi, kenapa enggak?

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Tren Ini?

Daripada kita saling judge atau minder, mending kita ambil sisi positifnya:
  1. Lebih peka: Jangan gampang nganggep semua orang punya kondisi yang sama.
  2. Bersyukur: Kalo lo punya privilese, jangan lupa itu bonus yang nggak semua orang punya.
  3. Nggak gengsi: Hidup bukan lomba flexing, tapi gimana kita survive dan berkembang.
  4. Empati: Makin ngerti realita orang lain = makin manusiawi.

Jangan Cuma Ketawa, Tapi Ayo Refleksi

Boleh kok ketawa liat tren ini. Tapi habis itu, coba pikir juga:
  • Apakah kita udah cukup aware sama privilege yang kita punya?
  • Apa kita pernah merendahkan orang lain tanpa sadar?
  • Gimana cara kita bisa lebih adil dan inklusif?
Karena pada akhirnya, tujuan dari tren ini bukan buat saling ngeledek, tapi buat bikin kita melek sosial dengan cara yang nyantai dan kekinian.

Tren kesenjangan sosial ini emang viral karena lucu, tapi di balik kelucuannya, dia ngasih pesan yang dalem.

Kadang hal-hal kecil yang kita anggap biasa, ternyata bisa jadi hal besar buat orang lain. Dan tren ini bikin kita lebih sadar soal itu.

Bukan berarti kita harus sedih atau merasa bersalah, tapi cukup buat jadiin itu bekal untuk lebih empati dan nggak semena-mena. Karena pada akhirnya, kita semua lagi berjuang di kehidupan masing-masing, cuma beda “starting point”-nya aja.

Anda mungkin menyukai postingan ini

Terima kasih telah membaca Flexing, Receh, dan Kesenjangan Sosial: Fenomena Viral yang Bikin Anak Muda Melek Realita , Dapatkan Update dari PanjiNawangkung di Google News Dengan klik LINK/GAMBAR DIBAWAH INI dan jangan lupa FOLLOW
Image
  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>

DMCA.com Protection Status

Page Load Time...

Nih buat jajan