Renungkan Hal Ini Sebelum Kamu Memutuskan Untuk Menikah di Usia Muda
Sekarang bukan rahasia lagi kalau perempuan berusia di bawah 23 tahun sudah berlomba-lomba dan ngantri mau menikah. Paling tidak, yang sering galau-galau mikirin kapan nikah gitu deh, kamu begitu juga nggak Bela? Sebenarnya tidak masalah jika seseorang ingin menikah di usia berapa daja, toh namanya juga sudah jodoh, sudah diurus sama Yang Maha Kuasa.
Nikah muda kini sepertinya sudah menjadi trend baru bagi banyak anak muda di Indonesia. Bisa membangun keluarga diusia muda nampaknya jadi pencapaian berarti bagi banyak orang.
Fenomena ini juga didukung oleh banyaknya gelaran seminar atau workshop menikah muda yang kini marak dan gemari banyak anak muda. Selain menjadi inspirasi, menikah muda juga menjadi motivasi bagi setiap orang untuk sukses lebih cepat karena adanya dorongan untuk berkeluarga.
Tentunya keputusan untuk menikah muda atau tidak itu adalah hak setiap orang, kebebasan bagi siapapun yang ingin melakukannya. Ada dampak positif dan adapula sisi negatif yang didatangkannya.
Menikah adalah suatu peristiwa yang sakral dalam hidup seseorang, maka keputusan untuk menikah harus dipikirkan dengan matang. Menikah bukan hanya tentang resepsi atau meresmikan hubungan secara sah tetapi juga berbicara tentang kesiapan dan tanggung jawab.
Menikah itu bukan hanya perkara kita berikrar lalu semuanya selesai. Itu merupakan sebuah ikatan seumur hidup. Kita harus menjaga dan berkomitmen dalam sebuah kesetiaan meski nantinya kita mungkin dilanda kebosanan, kesedihan, kejenuhan, dan ujian-ujian lainnya. Itu bukan perkara yang mudah. Karena dari awal kita tahu persis, bahwa menyatukan dua manusia yang berbeda itu tak semudah yang kita kira.
Menikah itu tidak seperti pacaran. Saat kita merasa tak cocok, kita bisa seenaknya saja putus. Jika hal itu sampai terjadi, tentu kasihan sekali para pegawai kantor pengadilan agama dan KUA. Belum lagi kantor catatan sipil, yang harus bolak-balik mengganti kartu keluarga. Dan juga kasian para kerabatnya yang harus kondangan dan menyiapkan amplop tiap kali menikah. Hmm… jangan ya, kalau bisa menikah cukup sekali saja untuk selamanya.
Menikah adalah hal yang diimpi-impikan bagi tiap orang. Untuk apa di tunda-tunda jika memang dari pihak pria dan wanita sudah mampu untuk melaksanakan pernikahan? Uang/Materi sudah ada, kerjaan Sudah mapan , simpanan harta untuk masa depan juga sudah ada.
Tetapi ternyata siap secara materi saja tidak cukup. Ada beberapa hal penting yang terlupakan oleh calon-calon pasangan yang sedang di mabuk cinta ini.
Nah, simak hal apa saja yang harus kita renungkan sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda ini, yuk!1. Introspeksi Diri
Masa muda memang menyenangkan dimana kita bisa merasakan suka duka pertemanan, manis pahitnya percintaan dan lain sebagainya. Cinta di masa muda memang tak diragukan lagi adalah hal yang paling membutakan setelah uang. Cinta yang bikin kita terlarut dalam mabuk.
Saking cinta itu membutakan membuat kita lupa ternyata hidup ini tak hanya melulu soal cinta kepada pacar. Kita lupa mencintai orang tua, kita lupa mencintai keluarga dan sanak saudara. Bahkan kita lupa mencintai diri kita sendiri. Sebelum kita mencintai orang lain terlebih itu pacar, cintai dulu diri kita sepenuhnya. Bila kita mencintai diri kita sendiri maka kita akan tahu apa yang terbaik untuk diri kita.
2. Melihat Kekurangan Sebagai Jalan Untuk Memperbaiki Diri
Sebelum melihat kekurangan alangkah baiknya mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Setelah kita mengerti siapa diri kita, apa kelebihan dan kekurangan kita, dan apa yang salah dalam diri kita di situlah kita dapat menemukan titik awal untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Coba bayangkan jika kita menikah di usia yang muda dan masih labil? Ketika dihadapi suatu masalah kita hanya bisa menangis, mengeluh, marah, dan mencaci maki. Jika hal ini sampai terjadi di saat kita telah menikah bagaimana kita bisa bahagia dengan pasangan kita?
Untuk itu sebelum kita memutuskan untuk menikah kita kenali diri kita, kita lihat apakah kita sudah mampu mengontrol emosi kita, mampu menyelesaikan masalah, dan mampu menanggapi masalah dengan cara pikir yang jernih dan dewasa. Jika sudah mampu maka masalah-masalah pun dapat teratasi. Jika belum mampu sabarlah dulu, dan perbaiki kekurangan yang bisa diperbaiki demi masa depan rumah tangga yang kita impikan.
3. Mengontrol Emosi
Apakah emosi kita termasuk kategori berbahaya? Kalau ya, bersabarlah dulu untuk memutuskan segera menikah. Jika kita masih mengalami ketidakstabilan emosi akan berdampak pada turunnya tingkat keharmonisan dalam rumah tangga nanti nya. Suami akan malas berada dirumah karena istrinya yang suka marah-marah, mengeluh, dan merengut. Istri juga tidak merasakan kenyamanan dan ketenangan berada di dekat suami karena suami hobi memarahi dan memukuli.
Kalau sudah seperti itu bagaimana dengan anak? Anak juga meniru kebiasaan orang tua nya dirumah. Di awal umurnya anak mungkin mencontohi kebiasaan orang tuanya namun kelamaan saat anak menjelang dewasa ketidakstabilan emosi orang tuanya membuat anak stress dan anak pun tidak bisa mengontrol emosinya. Jadi jangan sampai ini terjadi di rumah tangga kalian nanti, ya.
4. Belajar Dari Orang Yang Telah Menikah
Menikah itu tidak semudah yang kita pikirkan, lho. Menikah itu sangat berbeda dengan cinta-cintaan nya anak remaja. Maka dari itu kita butuh yang namanya informasi dan ilmu dari yang sudah berpengalaman. Ilmu itu tak melulu kita dapatkan di sekolah, karena pernikahan itu tidak akan ada pelajarannya di bangku sekolah.
Pernikahan itu didapat dari pengalaman orangtua kita, keluarga kita, dan sahabat-sahabat kita yang tentunya sudah menikah. Tentu saja biasanya sahabat-sahabat kita menceritakan asam, manis, dan pahitnya kisah rumah tangganya dan tak jarang kita diminta untuk menanggapinya.
Dari pengalaman cerita orangtua, keluarga dan sahabat yang telah menikah tentunya kita juga mendapatkan pelajaran dan pengetahuan tentang bagaimana sih cara membangun rumah tangga itu. Kita juga punya gambaran bagaimana nanti jika kita menikah, apa saja yang dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan sebagai suami maupun istri. Belajar dari orang yang telah menikah juga membuat kita termotivasi untuk menjadikan keluarga yang lebih bahagia.
5. Kesiapan Finansial
Pemenuhan kebutuhan itu wajib dilakukan sendiri setelah menikah nanti. Ketika memutuskan untuk menikah muda, kamu juga harus memikirkan bahwa masalah kebutuhan itu harus ditanggung sendiri dan tidak mengandalkan dari orangtua. Pahami, bahwa masalah finansial itu sangat menentukan bagi kelangsungan hidupmu dan pasanganmu nanti. Jangan hanya memikirkan tentang cinta dan menikah, tapi pikirkan lainnya juga.
Terlebih telah memiliki anak, kamu dan pasanganmu harus siap dari segi finansial. Menabung untuk dana pendidikan anak, keperluan sehari-hari, susu atau multivitamin penunjang, biaya fasilitas kesehatan seperti imunisasi, membayar kontrak atau renovasi rumah, uang untuk salam tempel kala hari raya dan yang nggak kalah penting adalah uang sumbangan atas pernikahan teman, khitan ponakan dll mengingat kamu dan pasangan sudah dipandang cukup dewasa. Setelah menikah seharusnya kamu dan pasangan harus bisa ‘menanggung’ semua kebutuhan sendiri. Malu kan kalau masih minta orang tua?
Jangan sampai, kamu memutuskan nikah muda. Namun, pada akhirnya justru bikin sengsara anak orang karena gagal memberikah nafkah yang layak, baik lahir maupun batin. Makin mengerikan kalau kamu gagal menjadi orang tua yang baik. Kasihan keturunanmu.
6. Prinsip dan Komitmen Bersama
Selanjutnya, hal keempat yang perlu kamu pertimbangkan ketika ingin menikah muda ialah prinsip dan komitmen bersama antara kamu dan pasanganmu. Tidak berbentuk fisik, tetapi prinsip adalah hal yang fundamental dalam diri seseorang maka, harus dipastikan bahwa kalian memiliki prinsip atau tujuan yang sama.
Hal ini menjadi penting karena apabila terjadi perbedaan prinsip yang sangat mendasar maka, pernikahan tidak akan berjalan dengan baik dan sangat rentan terjadi keributan karena kedua belah pihak memiliki prinsip berbeda.
Cara terbaiknya adalah mendiskusikannya sebelum menikah dan apabila perbedaan itu ada, bernegosiasilah bersama pasanganmu agar kalian dapat bertemu dititik tengah. Sehingga semua pihak dapat menerima.
Ketika sudah berhasil menyatukan prinsip selanjutnya adalah komitmen. Pastikan bahwa pasanganmu adalah orang yangakan selalu ada disampingmu apapun kondisinya nanti pada saat menjalani kehidupan rumah tangga.
Setiap orang ingin bahagia dan menikah adalah salah satu cara yang ditempuh manusia untuk memperolehnya. Nikmati saja setiap fase kehidupan dan jangan terburu-buru, karena yang akan menjalaninya nanti kita, bukan orang lain.Ingat saat kamu memutuskan untuk menikah di usia muda Waktumu untuk bereksplorasi akan berkurang, apa lagi jika langsung punya anak. Usia muda adalah usia yang paling produktif untuk mengeksplorasi segala hal dan juga mengejar karier. Di mana, ketika kamu bereksplorasi, kamu juga bisa mengekspresikan dirimu dengan sesuka hati untuk mencoba hal baru.
Namun, ketika kamu memutuskan untuk menikah di usia muda, maka kamu harus siap kehilangan masa mudamu untuk tidak bereksplorasi layaknya sebelum kamu menikah. Apa lagi, jika kamu langsung memiliki anak. Segala waktumu akan tersita habis.
Di usia berapapun kamu menikah, pernikahan adalah sebuah komitmen yang harus dijalani secara serius. Karena itu adalah sebuah janji, tak hanya menyangkut diri sendiri, namun janji yang menyambungkan dua keluarga.
“Lebih baik kita ditertawakan karena belum menikah daripada kita tak bisa tertawa setelah menikah”.ref : hipwee