Belajar Cinta Dari Seorang Rahwana. Pejuang Cinta !
Kisah ini dimulai saat Dewi Sinta kekasih Rama dan laksamana adik tirinya menjalani pembuangan di hutan. Rama yang seharusnya menjadi pewaris sah di Kerajaan Ayodya harus meninggalkan kerajaan karena ibu tirinya mengarang cerita agar anaknya Barata bisa menjadi raja menggantikan Rama. Di dalam hutan, Rama mengusir dan berduel semua raksasa yang mengganggu warga sekitar. Kemudian muncullah perempuan cantik dan berbodi seksi yang sebenarnya perwujudan dari raksesi/raksasa, yaitu Surpanaka (adik kandung Rahwana).
Melihat rama yang bagus rupane dan gagah awake, surpanaka pun tertarik kepada Rama. Surpanaka sering menggoda dengan genit dan sering caper kepada rama.
'iih siapa sih cewek ini, kog genit amit-amit. Aku tu ndak suka cewek kayak ginii..hiih!!'.
Rama sebel dan marah kemudian menebas hidung surpanaka sampai putus. Lalu surpanaka lari sambil menangis dan melaporkan kejadian tersebut kepada kakaknya yaitu Rahwana.
Rahwana marah, tanpa pikir panjang langsung mendatangi keberadaan mereka. Dan saat pertama kali melihat Dewi Sinta, hatinya langsung mak tratab, Rahwana jatuh cinta dan ingin menjadikan Dewi Sinta istrinya. Tapi sayangnya Dewi Sinta sudah menjadi istri sah Rama.
Melihat cintanya sudah menjadi milik orang lain, Rahwana tinggal punya dua opsi: merelakannya atau merebutnya dengan taruhan apa pun, bahkan nyawa. Dan, Rahwana memilih opsi yang kedua, merebutnya apapun yang terjadi.
Rahwana yang ngebet ingin menikahi Dewi Sinta kemudian menyusun siasat untuk menculik Dewi Sinta dengan memancing Rama melalui anak buahnya yang bernama Marica untuk menjadi kijang emas.
Sinta yang melihat kijang emas kemudian meminta Rama untuk menangkapnya. Karena besarnya cinta Rama kepada Sinta, maka apapun pasti akan dilakukan. Jangankan cuma ngejar kijang emas, renang di samudra hindia pun pasti akan dilakukannya.. Pergilah Rama mengejar kijang dan menyuruh laksamana untuk menjaga Sinta.
Selanjutnya saat Rama pergi mengejar kijang emas, anak buah Rahwana yang lain menyamar menjadi Rama dengan berteriak meminta tolong. Sinta menyuruh Laksamana untuk menghampiri dan menolongnya karena Rama sedang dalam bahaya.
Namun Laksamana ragu dan takut melanggar titah Rama. Namun Sinta malah menuduh yang tidak-tidak kepada Laksamana. Akhirnya ia berangkat menuju suara rama yang meminta tolong. Setelah itu datanglah Rahwana menghampiri Sinta hendak menculiknya.
Sinta di culik dan di bawa ke Kerajaan Alengka. Sinta disekap di dalam keputren Alengka selama tiga tahun.
Setiap hari, Rahwana selalu datang ke keputren Alengka untuk mengunjungi sang pujaan hati, Dewi Sinta.
- "Duuh, Cah ayuu..Dewi Sinta. Maukah kamu menjadi istriku dan ibu dari anak-anakku kelak??"
Dengan kata-kata yang halus dan romantis Rahwana selalu menanyakan kepada Sinta apakah ia bersedia menjadi permaisurinya. Bahkan Rahwana sampai belajar nulis puisi sama Tere Liye agar Sinta terpukau, Namun jawabannya selalu sama "TIDAK" diikuti dengan memalingkan mukanya.
Rahwana juga selalu menyatakan bahwa ia hanya mencintai Sinta. Ia juga selalu minta maaf karena telah menculiknya dari Rama, tapi itu semua dia lakukan karena dia sangat mencintai Sinta dan ingin menikahinya. Bahkan Rahwana selalu mengatakan bahwa ia rela berkorban apa saja, asalkan Sinta bersedia untuk dipersuntignya.
Meski setiap hari Rahwana dibuat kecewa dengan sikap Sinta yang cuek dan acuh, perjuangan mendapatkan cinta dari Sinta tidak pernah luntur. Rahwana tidak pernah memaksa, dia sadar cinta sejati tak butuh dipaksa. Saking menghormati kesucian cintanya, Rahwana tidak pernah sekalipun menyentuh, menjamah bahkan melukai Sinta, apalagi menodainya.
Setiap saat Rahwana menjaga Sinta, memenuhi permintaannya, bahkan saat Sinta minta nanggap orkes New Pallapa langsung dia turuti. Dia juga selalu memanjakan Sinta mulai dari membelikan pembalut sampek membelikan bedak, bahkan Rahwana membangun taman Asoka untuk Dewi Sinta agar pujaan hatinya itu senang dan krasan, tapi nyatanya semua itu sia-sia.
Sinta membuat Rahwana yang semula garang, kasar, pemarah, angkuh dan lainnya. Menjadi sosok yang tenang, berwibawa dan murah senyum. Hal ini membuat suasana kerajaan Alengka menjadi sejuk dan damai.
Sedangkan dalam hati Sinta ia menjadi bimbang alias gundah, di lain sisi dia melihat Rahwana adalah orang yang jahat karena menculik dirinya. Tetapi di lain sisi, dia juga merasa bahwa Rahwana adalah orang yang baik, karena selama dia diculik, Rahwana selalu bersikap baik dan sopan kepadanya.
Selain itu, Dewi Sinta juga memikirkan suaminya yaitu Rama, apa yang sebenarnya terjadi dengan Rama, kenapa sang suami tercinta tidak datang untuk menolongnya? Dewi Sinta juga bertanya-tanya tentang kesetiaan Rama, apakah Rama bukan laki-laki sejati. Mengapa saat isterinya diculik dia tidak segera mengejar dan mencari dirinya? Bukankah dia titisan Dewa Wisnu dan juga memiliki kesaktian yang tinggi? Dan kenapa Rama justru hanya mengutus Anoman untuk menemui dirinya hanya untuk memberi kabar bahwa Rama dalam keadaan baik-baik saja dan Anoman hanya diutus untuk menyerahkan cincin kepadanya bukan membawanya kembali ke Kerajaan Ayodya untuk bertemu suaminya Rama? Pertanyaan-pertanyaan itu terus membayang dalam pikiran Dewi Sinta.
Meskipun Sinta berusaha sekuat mungkin untuk menjaga kesetiaan cintanya kepada Rama, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Dewi Sinta mulai memiliki perasaan yang lain kepada Rahwana. Mungkin benar yang orang Jawa bilang “witing tresna jalaran saka kulina”, cinta tumbuh karena terbiasa. Selama tiga tahun berada di keputren Alengka, dan selama itu pula setiap harinya dia selalu bertemu dengan Rahwana yang tidak pernah kenal lelah menyatakan cinta kepada dirinya.
- "Hai Kang Mas Rahwana yang gagah perkasa,..Aku tu sebenarnya bahagia melihat perubahan sikapmu, yang dulu ubras-ubrus sekarang jadi berwibawa. Yang dulu suka marah sekarang jadi pria kalem dan banyak senyum. Aku sadar, itu semua karena besarnya cinta kamu ke akuuh. Aku mencintaimu Kang Mas Rahwana, namun aku juga tidak bisa meninggalkan Rama. Untuk itu jika benar kamu mencintaiku dengan tulus, ijinkan aku kembali kepada suamiku Rama yaach.. plis." kata Dewi Sinta sambil megang tangan Rahwana.
Ucapan Sinta tersebut membuat hati Rahwana berbunga-bunga dan dia merasa sangat bahagia. Itu yang selama ini dinantikan. Namun yang menjadi berat hati adalah ketika ia harus melepaskan Dewi Sinta untuk kembali kepangkuan Rama. Bagi Rahwana ketika itu, cinta itu harus memiliki. Meski sang cinta berharap untuk direlakan dengan orang lain.
Setelah berfikir panjang Rahwana menyetujui usulan Sinta, untuk mengembalikannya ke Rama. Tapi dengan sikap ksatria, bahwa Rahwana akan menyerahkan Sinta jika Rama berhasil mengalahkannya.
Singkat cerita Rahwana berduel dengan Rama.
- “Hei Rama,..Aku mencintai bojomu, Dewi Sinta! Aku akan melakukan apa pun untuknya. Aku benar-benar mencintainya, bukan sepertimu yang menikahinya hanya karena berhasil memenangkan sayembara. Semua perbuatanku yang kau sebut ‘mengacau’ sebenarnya adalah usahaku untuk mendapatkan Dewi Sinta.” teriak Rahwana..
Dengan bantuan para dewa, Rama berhasil menaklukan Rahwana. Akhirnya Rama berhasil mendapatkan kembali Sinta. Kemudian warga kerajaan termasuk adik tiri yang dulu menjadi raja meminta Rama untuk menjadi Raja di Alengka. Namun ibu Tiri yang dulu mengarang cerita dan membuang Rama ke hutan tidak setuju. Maka fitnah kembali ditujukan, kali ini kepada Sinta.
Dia menyebar isu bahwa Sinta sudah tidak lagi suci alias tidak perawan lagi. Desas-desus ini membuat kepercayaan Rama memudar dan menuduh Sinta sudah manjalin asmara dengan Rahwana. Untuk membuktikan bahwa Rahwana tidak menodai kesucian sinta. Akhirnya Sinta menjeburkan diri ke dalam bara api untuk menunjukan sumpah kesuciannya. Berkat pertolongan dewa, Sinta selamat dari kobaran api dan membuat seluruh rakyat kagum dan bangga sekaligus terharu.
Ibu Tiri Rama tidak kehabisan akal. Saat ada kabar gembira di Kerajaan tentang Sinta yang hamil dan akan mempunyai keturunan untuk meneruskan pimpinan kerajaan. Ibu Tiri Rama kembali menyusun siasat. Ketika itu Rama disuruh mengejar burung yang sangat indah ke dalam sebuah hutan. Saat Rama pergi, Sinta dibohongi untuk dibawa pergi ke suatu tempat oleh ibu tiri Rama.
Namun hasilnya ia dibuang ke sebuah hutan dan matanya ditutup. Sehingga ia tidak tahu jalan pulang. Rama kebingungan mencari Sinta dan mengerahkan seluruh pengawal kerajaan untuk mencarinya. Bahkan media setempat pun turut memberitakan dan menyebarkan foto Sinta, tapi hasilnya nihil. Beberapa bulan akhirnya Rama galau, putus asa dan menganggap Sinta telah mati dimakan binatang buas atau raksasa.
*****
Pada cerita lain dari Rahwana. Setelah gugur melawan Rama. Ia bertobat dan reinkarnasi menjadi Resi untuk menghapus semua dosanya. Ia tinggal di hutan dan memuja dewa setiap saat. Karena ketulusan cinta Rahwana kepada Sinta. Dewa sangat kagum dan terharu. Hingga pada akhirnya di hutan tersebut, Sinta berteriak meminta tolong, dan sang Resi datang untuk menolong. Dan terekujutnya ia, wanita yang minta tolong itu adalah Sinta. Wanita yang dicintai bahkan hingga kematian dan setelahnya.
Akhirnya ia membawanya ke sebuah gua. Merawatnya hingga lahir anak kembar dari Rama-Sinta yang bernama Kusa dan Lawa. Resi (Jelmaan Rahwana) sangat bersyukur. Dia bisa melihat Sinta tersenyum dan tertawa. Bercakap dengannya. Meminta sesuatu dengan manja kepada Rahwana. Menghibur kedua anak Shinta. Dan perilaku lainnya yang Rahwana selalu harapakan setiap saat. Itulah kebahagian sederhana Rahwana. Menjaga cintanya meski tidak bisa memilikinya.Meski tak menikahi dan memiliki Sinta, ia mampu melindungi Sinta dan bahkan membesarkan anak-anak Sinta layaknya anaknya sendiri.
Dalam hatinya berkata "ini pasti Sinta yang mengajarkannya. Berarti Sinta masih hidup dan ini adlh anak-anaku".Singkat cerita, Sinta dan kedua anaknya diboyonglah ke Kerajaan Ayodya.
Rahwana hanya tersenyum pilu melihat Sinta bisa dipertemukan kembali dengan Rama. Dia kembali mengalami nestapa.
Bahagia tidak harus selalu memiliki. Mencintai berarti merelakan. Cinta tidak pernah selalu bisa dipaksakan. Kemudian ia kembali menjadi Resi yang setia memuja Dewa. Jika Arjuna mengejar cinta, maka Rahwana mengajar Cinta. Cinta adalah naluri. Datang kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun.
Sekian..!!Sumber gambar : google.com